Selasa, 18 September 2012

Macan Kurung: Sejarah dan Perkembangannya


Sejarah dan Perkembangan Kerajinan Macan Kurung Jepara
Proses Pembuatan Macan Kurung
MACAN kurung adalah sebuah karya seni ukir khas Jepara yang berkembang sejak zaman RA Kartini dan mengalami kejayaan selama kurang lebih satu abad sesudahnya. Macan kurung muncul di tengah-tengah sistem pemerintahan kolonial dan adat-istiadat budaya feodal. Diduga karya seni ini sebagai ekspresi simbolis perlawanan para perajin ukir atas tekanan hidup yang dirasakan saat itu.
Karya seni itu berbentuk seekor macan yang hidup di dalam sebuah kurungan. Di dalam kurungan terdapat pula bola yang dapat menggelinding dan rantai pengikat macan. Bagian atas kurungan sering diberi berbagai hiasan berbentuk binatang, seperti burung, naga, ular, dan sebagainya.
Karya itu mempunyai keunikan tersendiri dari teknik pembuatannya. Ukiran ini dibuat pada segelondong kayu utuh tanpa dibelah dan tanpa sambungan. Karena keunikan-keunikan inilah macan kurung pernah menjadi primadona pada masa sebelum booming industri mebel ukir Jepara.
Disebut macan kurung Belakanggunung karena karya seni ini lahir dari tangan terampil seniman ukir masyarakat Dukuh Belakang gunung Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara.
Belakanggunung merupakan salah satu wilayah yang sangat bersejarah dan paling fenomenal dalam ranah pertumbuhan kerajinan ukir kayu di kabupaten itu. Sebuah mitos keajaiban pahat pusaka dan sejarah perkembangan ukiran Jepara tidak lepas dari dukuh tersebut.
Kegiatan mengukir itu terus tumbuh dan berkembang sampai sekarang sehingga menjadi pilar utama terciptanya kesejahteraan masyarakat setempat. Seni ukir macan kurung Belakanggunung juga menjadi salah satu embrio bagi tumbuhnya sentra seni ukir patung Mulyoharjo yang juga menjadi primadona Kabupaten Jepara.
Namun ketika Belakanggunung telah mengalami kejayaan sebagai sentra seni ukir patung, justru keberadaan macan kurung dewasa ini makin tergeser oleh produk-produk baru. Ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami adalah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkannya.
Tidak diproduksinya macan kurung oleh perajin sekarang bukan karena kerumitan atau kesulitan teknis pembuatannya. Keahlian serta kreativitas perajin muda sekarang dalam membuat ukiran bahkan sering kali lebih hebat dari pendahulunya. Alasan pasarlah yang menjadi faktor utama. Perajin tidak berani membuat stok macan kurung karena rendahnya minat pembeli asing dan daya beli konsumen lokal.
Hak Cipta Dewasa ini macan kurung sudah tidak lagi menjadi primadona, namun geliat pengusungan macan kurung masih sangat terasa. Geliat tersebut nampak dalam berbagai momentum terutama yang dilakuan oleh para seniman, Pemerintah Kabupaten Jepara, media masa, dan publik Jepara.
Sesekali masih ada perajin yang membuat macan kurung walaupun tidak jelas apakah ukiran itu akan terjual atau tidak. Motivasinya bermacam-macam: ada yang mencoba menarik perhatian barang kali ada yang terpikat membeli; sekadar mengoleksi untuk apresiasi bagi pengunjung; ada pula perajin yang bernostalgia dengan kesibukan membuat karya seni itu seperti pada masa kejayaannya dulu.
Strategi kreatif juga masih terus dilakukan perajin. Salah satunya dengan cara mengemas macan kurung menjadi suvenir replika yang lebih simpel dari segi ukuran, bentuk, maupun teknik pembuatannya. Perajin menyederhanakan teknik pembuatan untuk keperluan tertentu, tanpa berbenturan dengan nilai-nilai yang harus dilestarikan. Cara ini diharapkan dapat memperkenalkan kembali macan kurung sebagai ukiran khas yang menginspirasi.
Gambar Macan Kurung Jepara
Komunitas seni peran termasuk bagian yang terinspirasi oleh macan kurung. Sebuah kelompok teater bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya sempat mengusung macan kurung sebagai lakon dalam sebuah pementasan kolosal di Jepara, Semarang, dan Jakarta.
Selain itu Pemerintah Kabupaten Jepara tiada henti berupaya melekatkan di hati masyarakat melalui berbagai kegiatan. Seperti yang dilakukan dalam beberapa kali pameran di dalam dan di luar negeri. Pemerintah mencoba menampilkan ukiran macan kurung sekaligus mendemonstrasikan proses pembuatannya.
Upaya hukum dilakukan pada tahun 2008 dengan mendaftarkan bersama dengan puluhan 
desain ukiran khas Jepara lainnya kepada Dirjen HKI untuk mendapatkan perlindungan hukum atas aset budaya Jepara. Dengan adanya perlindungan hukum terhadap macan kurung maka diharapkan tidak akan terjadi lagi klaim hak cipta dari pihak asing.
Sumber jeparakab.com

Rabu, 12 September 2012

Craft E-Book Gratis

Free E-Book
Silahkan mendownload buku-buku di bawah ini. Kami sengaja berbagi ilmu dengan anda, karena dengan berbagi ilmu Insyaallah akan memberikan keberkahan atas kita semua.
Buku-buku di bawah ini semuanya bertemakan kerajinan :)
Selamat mendownload

 Terimakasih jika anda mau menyebarkan ebook ini kepada orang-orang terdekat anda

Kerajinan untuk para Bunda
16 Ide Kerajinan Untuk Anak Anda
Holiday Craft 12 Kerajinan Dari Mengolah Limbah
14 Ide Menghias Hidangan Pesta 22 Summer Craft for Kids
26 Spring Craft for Kids Perhiasan Manik-Manik
Cheap and Easy Craft Belajar Menyulam
Halloween Blogger Perhiasan Untuk Bisnis Anda
ModPodge Project
Mendaur Ulang Kertas
Buku Mendaur Ulang
Tehnik Menyulam

Jepara Dalam Angka...

Setiap Tahun Badan Pusat Statistik Jepara mengeluarkan buku "Jepara Dalam Angka". Buku ini merupakan sarana untuk mempublikasikan pembangunan yang ada di Jepara mulai dari proses perencanaan, pengendalian, tahapan pelaksanaan dan merupakan evaluasi dari pembangunan yang sudah dilaksanakan. Lalu apa hubungannya dengan bisnis di Jepara ? Pasti ada. Karena pada buku ini pemerintah Jepara memberikan informasi tentang rencana pembangunan di semua sektor seperti, sektor sosial, pertanian, perindustrian & energi dan perdagangan. Dan dengan buku ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam usaha memecahkan permasalahan terutama bagi para perencana dan pengambil keputusan.

Buku "Jepara Dalam Angka" dapat anda download di bawah ini:

BPS Jepara:Jepara Dalam Angka 2010 Download
BPS Jepara:Jepara Dalam Angka 2012 Download

The Giant Trembesi

Kayu Trembesi Raksasa


Spesies Kayu Trembesi


Pada akhir tahun 1997 banyak perajin kususnya di jepara menggunakan kayu trembesi sebagai salah satu bahan baku produk kerajinan dan furniture. Di samping lebih murah dibandingkan dari kayu-kayu perhutani, kayu jenis ini mempunyai lingkaran diameter yang lebih besar dan mudah dalam pengerjaanya. Perajin di Jepara merasa terbantu dengan adanya kayu trembesi ini, terbukti untuk membeli kayu ini tidaklah sulit bahkan tanpa diminta pun banyak kayu-kayu jenis ini sudah berdatangan dari luar daerah Jepara. Tidak sedikit turis atau buyer asing yang tertarik dengan jenis kayu ini. Dari beberapa sumber mengatakan kayu termbesi ini mempunyai sifat dan karakter dengan kayu jati, hanya saja tingkat keuletan dan ketahanan terhadap cuaca sedikit berbeda.  

Itu juga yang menjadi alasan kenapa kami menggunakannya sebagai bahan baku produk. Kami memanfaatkan diameter kayu trembesi yang besar untuk membuat produk-produk yang kurang semestinya (tidak pasaran) seperti daun meja jumbo, patung kuda, patung gajah, meja kursi kepiting, patung kepiting yang utuh tanpa sambungan.

Kayu Trembesi  mempunyai nama latin Albizia saman  disebut juga Pohon Munggur atau  Pohon Hujan atau Ki Hujan merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.

Akhir-akhir ini pemerintah, dalam rangka gerakan one man one tree menggalakkan penanaman pohon Trembesi (Ki Hujan) di seluruh wilayah Indonesia karena diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28 ton karbondioksida (CO2) pertahunnya. Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini. Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat.

 Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), TrembesiMunggurPunggurMeh (Jawa), Ki Hujan (Sunda). Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut,Rain TreeSaman TreeAcacia Preta, dan False Powder Puff. Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam),Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia),Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis).
Sumber Alamendah’s blog@ http://alamendah.wordpress.com
.........................................................................................................................................................................................................................

Lihat Pohon Trembesi

Contact Person

Miftahuddin
Nomor Telpon : +622178881926
                         +6281326049431
Alamat             : RT 011 RW 07 Kp. Kalibata
                         Kelurahan Srengseng Sawah
                         Kecamatan Jagakarsa
                         Jakarta Selatan.
                   
                         Perumahan Mulyoharjo Indah
                         Gg. Abimanyu IV, Mulyoharjo, Jepara
                         Jawa Tengah

Produk Jati Perdana

Kode  LUM78
Diskripsi: Lumpang Jati Lawas

Kode: BNG79
Diskripsi: Bangku terbuat dari batang plus akar jati diameter 60 cm
(AMAZING)


Kode: GOJ79
Diskripsi: Patung daun jati, terbuat dari  akar jati lawas.

Kode: WSH789
Diskripsi: Washtafel, terbuat dari batang kayu jati lawas.



Kode: MJK77
Diskripsi: Meja Kolonel, terbuat dari batang kayu jati lawas ukuran 120x80x60 (PxLxT)

Profil

Jati Perdana adalah sebuah tim yang bergerak di bidang  natural furniture yang berpusat di Mulyoharjo, Jepara, Jawa Tengah. Natural furniture merupakan perpaduan yang serasi antara karakter kayu yang alami dengan pengolahan kerja sehingga tercipta suatu karya produk seni yang elegant. Kami sengaja memperlihatkan keorisinal kayu seperti: akar yang menjalar, kulit kayu, mata kayu, serat kayu, bahkan kayu yang berlubang. Mengapa kami lakukan  seperti itu...? Ya...semua itu kami anggap adalah salah satu keindahan alam yang berpusat dari keagungan Tuhan semesta alam Allah Azzawajalla.
Kami hanya menggunakan tiga bahan baku kayu saja, di antaranya jati, sonokeling dan kayu trembesi.
Karena ketiga jenis kayu tersebut memiliki banyak keistimewaannya. Diantaranya anda bisa lihat di sini.
Untuk melihat produk kami secara langsung anda bisa meluncur ke bengkel/workshop kami yang berlokasi di Mulyoharjo  Jepara atau kalau belum sempat anda bisa melihat dulu di sini kami. Kami menyediakan berbagai desain produk furniture, patung dan souvenir. Kami juga melayani pembelian secara grosir yang biasanya untuk dijual kembali.


Sekilas Perkayuan di Jepara

Sebelum tahun 1999 tepatnya sebelum krismon pihak perhutani belum begitu komersil dalam penjualan akar jati. Biasanya penebangan pohon jati dengan menyisakan kurang lebih satu meter batang pohon. Itu dimaksudkan untuk mempermudah proses penebangan. Padahal kalau kita gali, masih ada sekitar setengan meter batang pohon yang terpendam. Bayangkan saja masih ada batang kayu satu setengah meter yang tersisa dari sisa penebangan tersebut. Padahal kalau dirupiahkan satu setengah meter kayu jati dengan diameter 60 cm bisa mencapai lima juta saat itu. Hal itu dimanfaatkan para perajin di Jepara untuk mendapatkan bahan baku murah dengan kuwalitas kayu yang sangat bagus. Banyak di antaranya batang kayu jadi dijadikan benda-benda kerajinan bahkan dijadikan produk furniture yang sangat menarik. Seperti produk macan kurung dari daerah Mulyoharjo, Jepara dan meja kursi kepiting karya Muchodi yang spektakuler waktu itu. Keuntungan  ini rupanya terendus oleh pihak perhutani, mereka tidak lagi menjual batang dan akar kayu jati sebagai limbah hutan akan tetapi dijual berdasar hitungan per kubik. Lagi-lagi para perajin di Jepara dibuat kalang kabut. Mereka yang biasa mengambil akar jati dengan harga yang murah bahkan bisa-bisa gratis terpaksa harus berhadapan dengan kebijakan perhutani. Apakah lantas hal ini membuat para perajin resah...tentu tidak. Bagi orang-orang kreatif keterbatasan bahan baku malah membuat  inovasi dan kreatifitas mereka bertambah.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons